Manfaat Musik Untuk Kandungan Bayi banyak dokter spesialis kandungan merekomendasikan musik ibu hamil untuk
bayi dalam kandungan bilang musik tidak cuma merupakan materi hiburan
yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa
dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan
kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali
ke posisi normal.Dan menurut dokter spesialis kandungan, ibu yang hamil
di usia 30 tahun keatas, tingkat resiko kesehatan janin lebih tinggi
dan tingkat kecerdasan si anak lebih rendah dibanding dengan ibu yang
hamil diusia kurang dari 30 tahun.
Hal ini tidak saya khawatirkan, sewaktu istri saya hamil, kami coba
terapi musik ibu hamil. Meskipun tidak secara nonstop cukup 30 menit setiap
mau tidur dan puji Tuhan hasilnya putra kami berprestasi di
sekolahnya.
Terapi musik ini juga diterapkan untuk keluarga kami dan
hasilnya putra-putri mereka adalah anak-anak yang aktif dan cepat
belajar.
Dan menurut dokter spesialis kandungan semua itu bukan tanpa sebab,
ini adalah hasil dari terapi musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart
bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan
menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak.
Mendengarkan
musik ibu hamil sebenarnya merupakan bagian dari bebera pa
stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam
kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami Munandar dalam seminar
“Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik terhadap Janin dan Kehamilan”,
Menurut guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu,
stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan
“mengelus-elus” jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi
kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi
afektif dengan menyentuh perasaan bayi.
Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif
pengaruhnya. Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel
otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak
yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga
tahun.
Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari FKUI-RSCM, dan Isye
Widodo, S.Psi, koordinator Parent Education Program RSAB Harapan Kita,
Jakarta, intervensi ini haruslah seimbang.
Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri, tetapi
juga otak kanannya. Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran, ucapan,
dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan,
dengan fungsi berbeda.
Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif,
perasaan, bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan
diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian.
Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik
seperti baca-tulis-hitung, daya ingat , waktu, dan peristiwa), logika,
dan analisis. Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan secara
seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki
kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif.
Kalau dia pintar matematika, dia juga mampu berbahasa, menulis, dan
mengarang dengan baik. Sementara itu bagi ibu hamil, musik - terutama
yang klasik - bisa membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini
sangat baik sebab, menurut dr.Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres
yang tidak dikelola dengan baik, berdampak buruk bagi ibu yang
bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil
akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat
pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi
rahim-plasenta-janin.
Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen
kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan
macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan
musik klasik, terutama karya Mozart. Memang, tidak setiap ibu hamil
menyukai musik klasik. Namun, kalau didengarkan secara berulang-ulang
hingga hafal, akan terasa letak indahnya musik klasik ini. Keindahan
dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu istimewa. Cukup 30
menit sehari.
Mungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa
pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang
sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik,
terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam
menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin.
Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam
suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang
akan tumbuh juga dalam dirinya. Mendengar alunan musik yang tenang,
jantung si janin berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah
dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si
bayi.
Sekadar contoh, seperti diberikan Utami, seorang bayi berusia tiga
bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampu
menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat
menuju klimaks, gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik
berhenti dia menunjukkan ketidaksenangan. Sementara untuk merangsang
belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan akademik,
tambah Isye, musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh
baik.
Saya menggunakan lagu-lagu anak-anak Indonesia. Itu merupakan
eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi yang saya gunakan selama ini
ternyata ada gunanya. Bayi yang dilahirkan, ketika berusia dua tahun
ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif seperti anak
usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum
ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ‘a-e-o’. Tapi bayi yang, ketika
masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan
kata-kata itu, kemampuan berbahasanya lebih cepat,” ungkapnya. Isye juga
menyatakan, lagu anak-anak yang dipilih untuk terapi cukup dua tiga
lagu.
Musik bersyair itu misalnya lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu
Kasur. Menurut dia, Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. Pada
akhir lagu itu ‘kan ada syair ‘… ciptaan Tuhan’. Jadi sejak janin,
calon anak ini sudah mengenal kata Tuhan,” jelasnya.
Stimulasi perkembangan otak janin ini bisa dilakukan sejak usia
kehamilan 18 - 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock,
dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga
sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons berupa
kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung.
Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat
dipengaruhi musik. Mendengarkannya bisa dilakukan di mana saja. Namun,
untuk tujuan terapi sebaiknya dilakukan di tempat khusus untuk terapi
dan dipandu oleh pakarnya. Di tempat terapi ini akan tercipta suasana
kebersamaan. Dengan kebersamaan itu, mereka bisa bertukar pengalaman dan
sebagainya, sehingga saat menghadapi persalinan persiapan mental
mereka sudah bagus dan rasa percaya dirinya juga bagus,” jelas Isye. Di
samping itu ibu hamil dianjurkan pula mendengarkan musik di rumah
secara teratur. Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti melalui
tahapan relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi
terhadap janin. Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan relaksasi
progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan mengencangkan otot-ototnya,
mengatur pernapasan dan sebagainya.
Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi mental. Dalam
relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang bersifat sugesti dan
menguatkan. Jadi secara fisik mereka rileks, dan saya membawa mereka ke
dalam suasana di mana mereka bisa melupakan semua konflik yang mereka
rasakan sebelumnya. Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat
diberi instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik
yang bisa membangkitkan perasaan rileks. Setelah itu, baru memasuki
stimulasi untuk janin,” jelas psikolog yang memperdalam terapi musik di
Jerman ini.
Waktu yang diperlukan untuk terapi sekitar 30 menit, untuk relaksasi
(10 - 15 menit), dan stimulasi (15 - 20 menit). Di rumah, lamanya
mendengarkan musik yang dianjurkan untuk ibu hamil sekitar 30 menit
setiap hari. Sebaiknya, saat mendengarkan jarak loudspeaker sekitar 50
cm dari perut. Si ibu bisa melakukannya dalam keadaan istirahat atau
aktif seperti membaca atau melakukan senam hamil. Untuk memperoleh
manfaat dari mendengarkan musik, ibu hamil dianjurkan mendengarkan
dengan penuh perhatian dan kesadaran. Musik mesti mendapat kesempatan
untuk merasuk ke dalam pikiran.
Dengan demikian, suara, harmoni, dan irama musik dapat mendorong
seseorang untuk bergairah, kreatif, dan menyenangkan. Bagi yang belum
terbiasa mendengarkan musik klasik, sebaiknya dimulai dengan belajar
menikmati musik klasik ringan macam gubahan Johann Strauss. Setelah
terbiasa bisa dicoba dengan yang lebih berat dan sudah terkenal seperti
gubahan W.A. Mozart, Fredric Chopin, dan Ludwig van Beethoven.
Berikutnya dicoba musik dengan komposisi lengkap, seperti konser atau
simfoni.
Sumber :
http://kaummilitan.blogdetik.com/ .